no hope

aduuhh,,
maafkan saya blogspotku tercinta, udah lama gak aku kunjungi dan aku tulisin..
ntah kenapa akhir-akhir ini saya jadi pemalas.
saya punya banyak mimpi, tapi gak ada usaha buat ngedapetin.
arrgghhh!!
ada apa sebenarnya?
huhuhuh

ngeluh

now, am right here..
berada di kampus Fh TERCINTA,,dengan wifi yang busuk banget..
fiuuhh..
dan masih begitu banyak pekerjaan menanti, huwaaa

SEBANDING

percayakah anda dengan berkah Ramadhan?
Kalo saya, ya, saya percaya.
tapi, yunggu dulu, apakah hal yang saya percayai itu berkah atau malapetaka, sebenernya saya juga enggak tau..
tapii..positive thinking aja, ya. itu adalah berkah ramadhan.

jadi gini, hari sabtu kemarin saya pergi kontrol ke dokter gigi.
setelah kedua gingsul saya yg kanan dan kiri dicabut, saya dipasangin penyangga baru untuk rahang atas, diberi kawat baru, dan langsung ditarik, diaktivin.
malam harinya saya masih bisa makan bebek goreng pak slamet bersama si adik, tapi...besok paginya adalah mimpi buruk.
rahang saya kram, kaku, saya gak berani menyentuhkan gigi yang atas dengan yang bawah, ngilu banget.

akhirnya setelah minum kalium diklofenaj, saya bisa makan. tapi terbatas untuk yg lembut-lembut saja sih. and am really hungry..
seharian itu saya udah pengen nangis, pengen teriak 'HIDUP SAYA TERENGGUUTTT!!!"
huaaa..huaaaa..huaaa...

sambil megangin pipi karena nahan sait, saya membatin" awas aja kalo entar nyampe gak ada hasilnya, udah penuh penderitaan gini "

itu, beberapa hari yang lalu.
dan kemarin sore, saya benar-benar merasa tersiksa dengan kawat kepanjangan ang menggores-gores bagian dalam pipi saya. itu siksaan, sungguh !
karena tidak tahan lagi, selesai berbuka, saya langsung sholat dan terbang menuju tempat dokter gigi, minta dipotong.
saat itu, jalana sangat sepi dan saya kebanyakan dapet lampu hijau terus. saya dengan cepat sampai,dan ketika sudah duduk di kursi pasien. dokternya bilang..
" wah, kawatnya mulai kepanjangan ya? itu bagus"
saya langsung terheran-heran
"artinya giginya udah tambah mundur, kan kalo makin mundur, kawat yg dibutuhin juga makin pendek,udah mulai aktif nih"

saya berpikir sebentar, sedetik kemudian, saya rasanya pengen cium kaki si dokter.
sungguh, bahagia banget rasanya !!
akhirnya semua pengorbanan saya gak sia-sia..
alhamdulillah..

tanggal terkutuk

Oke, actualy am not in the mood for writing.
tapi, karena rasa-rasanya dengan menulis kok bisa bikin perasaan lebih lega, here they are.. I try to writing =D

banyak hal yang mempengaruhi mood saya akhir-akhir ini. entah ini ujian saat puasa atau apa, tapi semuanya terasa salah buat saya.
dan saya bener2 berharap hari ini adalah puncaknya, saya benci perasaan tidak menyenangkan seperti ini

sekarang tanggal 7, tanggal saya jadian sama pacar, tanggal terkutuk.
entah kenapa, kalau dulu-dulu saya begitu bahagia dengan tanggal ini, sekarang sudah tidak lagi. sebaliknya malah, saya benci tanggal 7.

what's the big deal? nothing..
tanggal 7 adalah hari di mana saya akan merasa sakit hati, tidak pernah tidak.
karena memang tidak ada yg special dengan tanggal ini. tanggal 7 tanggal saya jadian, that's all, titik. pengalaman mengajari saya untuk tidak usah peduli sedikitpun pada tanggal jadian kita.

selama ini, tidak ada hal-hal yg menyenangkan yg menghampiri saya tanggal 7.
apa sih yang saya dapat selama ini? cuman ketidakpedulian.
selain kami hampir gak pernah berada di tempat yang sama pada tanggal 7, dia mungkin memiliki banyak hal lain untuk dipikirkan atau dilakukan.

masih jelas dikepala saya kenangan pahit satu tahun kami jadian. dia oh, luar biasa sibuk, saya menunggu sampai tengah malam, bela-belain gak tidur, dan yang sama terima adalah, dia harus main game. suck

terakhir, tanggal 7 bulan yang lalu, di mana kita bisa berada dalam 1 kota yg sama, kesempatan yg cukup langka sebetulnya, saya berharap kami bisa pergi ke suatu tempat, berbagi tawa. dan yg saya dapat justru pertengkaran. bertengkar gara-gara buku. double suck.

Saya tau, saya tidak boleh egois. saya harus belajar untuk menerima bahwa kadang sesuatu yg berharga bagi kita, belum tentu juga berharga bagi orang lain.
akan terasa konyol kalo saya marah gara2 tidak dipeduliin. karena itu, saya akan berubah.
selamat tanggal terkutuk !!
=D

dani dan Dhani 3rd episode

Dani meletakkan Sisir sikatnya di meja rias, sejenak kemudian dia mengambil handphonenya. Dani menghela nafas, tak ada sms atau apapun dari dia sejak semalam. Dani menggenggam handphone tersebut merenung untuk sesaat kemudian berdiri “ Yak, lupakan kejadian kemarin, sekarang fokus ke kuliah dan presentasi, berangkat! “ katanya mencoba untuk bersemangat. Sambil sekali lagi mematut dirinya di cermin, Dani mengambil tas dan kunci . Begitu keluar dari kamar, Sofi telah menunggunya.
“berangkat sekarang?”tanya Sofi yang tampak segar dengan kaos polo, celana jeans, sepatu kets reebok belel kesayangannya dan tas punggung kecil yang menempel di punggungnya.
Dani mengangguk, “yuk!” katanya sambil menyampirkan tas ke bahu.
“Udah sarapan Sof?” Kata Dani membuka percakapan.
Sofi menjawab belum, kemudian mereka berbincang-bincang seputar kegiatan Sofi semalam. Sebenarnya Dani ingin bercerita tentang Dhani, lelaki yang dikenalnya kemarin bersama Sofi, tapi Dani tau betul, Sofi sangat benci cowok playboy. Dani tak ingin membuat ini menjadi masalah. Akhirnya Dani hanya menyimpan apa yang dipikirkannya tentang Dhani dan mencoba melupakannya.
------------------
Dani sedang memperhatikan presentasi mengenai pembangunan yang dijelaskan oleh Galih, temannya di kelas ketika hapenya tiba2 bergetar. Ada sms pikirnya. Dani mengudak-udak isi tasnya dan mengambil handphonenya yang menyala. Sambil menyembunyikan HP di bawah meja, Dani membuka pesan yang masuk. Jantungnya langsung berdegup kencang membaca isi sms itu, dari Dhani!
Hai, sori pagi2 sms, gue mo nganterin temen gue, Adnan. Katanya di kampus lo ada pusat bahasa di mana kita bisa ambil tes TOEFL?
Dani melirik ke dapan sekilas, mencari kesempatan untuk membalas sms Dhani.
Hai juga Dhani. Iya, ada
Dani mengetikkan kata2 itu dengan ragu-ragu, tapi sedetik kemudian dia memencet tombol ‘sent’
Dengan berdebar-debar Dani menanti sms balasannya. Dani sudah tidak bisa berkonsentrasi lagi pada prsentasi yang ada di depannya. Hapenya bergetar lagi, yang dengan secepat kilat langsung dibuka oleh Dani.
Gue mau ke sana jam 10 nanti, ada kuliah?bisa nemenin kita ?
Aku jam segitu masih kuliah, mungkin jam 11. Cuman nganterin aja kan?
Oke, jam 11 gak papa. Gue tunggu ntar sama Adnan di depan gerbang FEB ya?
Ok
Dengan nafas lega Dani memasukkan kembali HP ke dalam tasnya, membetulkan letak kacamatanya yg merosot dan mencoba fokus kembali ke depan. “Hanya Dhani” batinnya”tidak akan berpengaruh apa2”
5 menit sebelum jam 11 siang, Dani mengepak buku2, Sofi sudah berdiri di sebelahnya.
“Mo makan siang apa nih Dan? Aku laper!”katanya.
Dani lupa memberitahu Sofi bahwa Dhani akan datang. “emm..sof, masih inget cowok yang kemarin di supermarket?”
“Ya?yg namanya sama kayak kamu itu? Masih. Kenapa?” tanya Dhani sambil memiringkan kepalanya.
“Emm..dia mo ke sini Sof,,sama temennya gitu..minta dikasih tau tempat buat ngambiel TOEFL” kata Dani gugup sambil mengaitkan jari-jarinya di depan dada.
“Apa? Playboy itu?” Tanya Sofi. “ God, Damn ! Playboy itu! Dan, aku kok feeling gak enak ya sama cowok itu? Penampilannya jelas playboy, kemarin dia minta nomermu dan sekarang tiba-tiba ngajak ketemuan. Jelas sekali tindakan PDKTnya ! “ kata Sofi geram
“Sofi, kamu..kamu gak berlebihan tuh?kan dia mo nyari tempat toefl doang. Lagipula, dia sama temennya “ balas Dani
“Dan,” Kata Sofi sambil meletakkan tangannya di bahu Dani” Kamu itu polos banget, lugu, kucing lucu imut, sedangkan dia itu seperti serigala pemangsa. Bukan mau berprasangka buruk, tapi lebih baik kamu hati2, ya?” kata Sofi sungguh-sungguh.
Dani mengangguk, “ Iya Sof, aku tahu “ jawabnya sambil tersenyum.
Hape Dani bergetar, Dani membuka pesan yang baru masuk.
Gue sama Adnan di depan gerbang.
Sofi melirik jam yang ada di kelasnya “tepat waktu sekali” katanya sinis.
Walaupun malas, Sofi memilih untuk menemani Dani menemui Dhani, lelaki yang dikenalnya kemarin. Dengan sangat jelas Sofi bisa melihat ketertarikan di mata Dhani terhadap Dani. Dani itu lugu, polos, walaupun Sofi tahu kalau Dani tegas dan memiliki tekad yang kuat. Sofi tetap merasa takut jika ada seseorang yang mengganggu Dani. Dani sangat lemah lembut, feminim, tipe yang sangat wanita, pujaan lelaki. Banyak pria yang tertarik pada Dani, tapi Dani tidak pernah menyadarinya. Entah kenapa, Dani tidak pernah ribut dengan status jomblonya, hal yang Sofi sukai dari Dani. Tapi Dani melihat perbedaan kemarin. Lelaki yang bernama Dhani itu, sepertinya cukup menarik perhatian Dani. Karena tidak ingin Dani terluka, Sofi bertekad akan menjaga Dani dan siap memberikan pukulan mematikan karatenya pada Dhani jika sampai lelaki itu berani membuat Dani menangis.
Berjalan dengan santai ke arah gerbang, Sofi melihat ada dua oang berdiri menunggu di depan. Begitu melihat dia dan Dani, salah satu dari mereka kemudian melambai. Dani balas melambai, lelaki itu berlari kecil menghampiri mereka dengan semangat. Dalam waktu cepat Dhani dan temannya sudah mencapai mereka berdua.
“Hai..” Sapa Dhani tersenyum, memamerkan giginya
“Hai juga “ kata Dani balas tersenyum
“Hai..Sofi” Dhani menyapa Sofi walaupun sambil masih tetap memandang Dani.
“Hai..” balas Sofi acuh tak acuh.
“Hai, gue Adnan “ kata lelaki yang berdiri di samping Dhani sambil mengulurkan tangannya. Berkenalan bergantian pada Dani dan Sofi.
“Jadi elo cewek yang namanya sama kayak Dhani?” kata Adnan sambil menunjuk Dani dan mengamati Dani menyeluruh “ Beda banget sama Dhani, elo kayak kucing. Sedangkan Dhani kayak serigala !” lanjutnya sambil bercanda.
Dani tertawa, “ hahaha, kamu berlebihan” katanya
“ Ya aku juga setuju” Sofi ikut menimpali, “ temen kamu itu memamng serigala, tapi kamu juga gak beda jauh menurutku”
Adnan menoleh ke arah Sofi dan menatapnya, “ waw, tajem sekali ucapan lo”
Dani langsung menengahi, “udah2, gimana kalo langsung kita antar ke tempatnya aja. Oke kalian berdua?”
Sofi mengangguk tak acuh dan langsung berbalik, dia menarik Dani agar berjalan di sampingnya. Dhani dan Adnan mengikuti dari belakang. Sambil berjalan bersisian Adnan berbisik pada Dhani,”persis kucing Dhan, lucu, lemah lembut, dan lugu. Sedangkan temannya kayak landak”
Dhani terkekeh mendengar komentar temannya. Ya, Dani memang seperti kucing. Saat melihatnya melambai tadi, Dhani merasa salah satu bagian otaknya hilang. Dani tampak begitu manis, begitu rapuh. Rambut panjangnya tergerai tertiup angin, matanya yang sipit membesar, pipinya tampak penuh. Pakaian yang melekat di tubuh Dani membuatnya tambah manis, kemeja lengan pendek berenda berwarna pink, dengan rok 7/8 berwarna putih serta sepatu flat putih.
Sekarang Dani berjalan di depannya, rambut panjangnya bergoyang-goyang. Dhani merasa gatal ingin memegangnya.
Tiba-tiba Dani berhenti, kemudian dia berbalik, “ nah di sini tempatnya” kata Dani sambil menunjuk sebuah pintu bertuliskan PBFE
“oh,okei..” Dhani memasukkan tangannya ke dalam saku.
“So, karena kamu udah nyampe dengan selamat, aku sama Sofi ke kantin dulu yah!” kata Dani sambil menunjuk kantin yang berada di pojokan gedung.
“ Baiklah ! “ Kata Dhani, “Ayo nan, kita masuk !” sambil menggerakkan kepalanya ke arah Adnan dan pintu bergatian.
“Oke, bye, good luck with the test !” Kata Dani memberi semangat
Dhani tersenyum, “hei,” panggil Dhani, Dani yang sudah berbalik menoleh”ya?”tanyanya
“Thanks “ kata Dhani dengan senyuman yang begitu mempesona.
Dani mengangguk. Membalas senyumnya dengan tak kalah manis.



Dani dan Dhani 2nd episode

"Dan, lagi ngapain? " tanya Sofi sambil melongokkan kepala ke dalam kamar Dani.
"ngerjain tugas Sof, gimana?" jawab Sofi mengalihkan pandangan dari laptopnya ke arah Sofi, dia menurunkan kacamatanya.
"aku mau pergi bentar, mo ngopi catetan Elisa di kelas Makro, sekalian mau makan malaem. kamu mo ikut?"
Dani menggelengkan kepalanya "enggak Sof,aku masih ngerjain paper pembangunan nih, aku nitip aja ya, boleh?"
"Sofi mengangguk, oke, ntar sambil makan aku bungkusin. jangan lupa diganti lho!" katanya jail sambil keluar.

Dani tertawa. Sofi, sahabat baiknya, orang pertama yang dikenalnya di kota Yogya. Sofi sangat bertolak belakang dengan Dani. Sofi berambut sebahu, dan sering dikuncir. Sofi sangat aktif, jago karate bisa olahraga apa saja, pemberani, lugas, dan tidak bisa diam. Penampilannya tomboy, Dani tahu di lemari Sofi hanya ada satu buah rok panjang berwarna hitam yang dia pakai sekali ketika ospek, sisanya adalah celana dan celana. Sedangkan Dani sendiri, cenderung kalem, tidak banyak bicara, dan lembut. Dani sering memakai rok, yang membuatnya tampak semakin feminim. walaupun sangat berbeda, mereka berdua sahabat yang sangat dekat, saling menjaga dan mengingatkan. Dani sayang sekali pada Sofi, dan begitu pula sebaliknya.

Ketika jari-jarinya dengan lincah menari di atas keyboard, hape Dani bergetar, menandakan ada sms. dengan cepat Dani mengambil handphone dan membuka kotak masuknya, sebersit raut kecewa mencul di wajah Dani
"yah, ternyata bukan dari dia..". katanya lunglai. Ups, kok aku jadi gini sih? gak boleh ah!gak boleh ! kata Dani dalam hati sambil menepuk-nepuk pipinya.

"Dhan, lo lagi ngapain?" tanya Adnan, temen satu Kos Dhani sambil mengamati Dhani yang lagi mainin hapenya, tampak bimbang.
"Oh enggak nan, gue gak lagi ngapa-ngapain" kata Dhani sambil mengubah posisi duduknya. Dhani menggenggam handphonenya.
"man, tadi elo dicariin vina !" kata Adnan sambil duduk di kursi sebelah Dhani, " busyet, tuh cewek emang gak begitu cakep, tapi seksi mampus ! " lanjutnya sambil geleng-geleng kepala
Dhani hanya tersenyum masam menanggapi komentar Adnan. Vina, anak kampus lain yg 2 hari lalu dia ajak kenalan di pameran fotografi. Dhani ingat dia beberapa kali smsan dengan Vina, vina juga menanyakan di mana dia tinggal, dan mempersilahkan Vina untuk main kapanpun ke kosannya. pada awalnya, dia tertarik pada Vina, tapi sejak bertemu dengan Dani siang tadi, tak sekalipun bayangan vina terlintas di pikirannya.
"Nan, gue agak gak enak badan nih. gue ke kamar dulu ya, mau istirahat " kata Dhani sambil berdiri dan melangkah meninggalkan Adnan yang terheran-heran.
"Man, lo gak papa kan?" tanya Adnan sedikit teriak.
"Dhani melambaikan tangannya tanpa menoleh ke belakang " gue oke!"
Begitu masuk kamar, Dhani merebahkan dirinya di atas temapat tidur, mangangkat Handphone dan memandangi layarnya. Dhani tampak berpikir sebentar kemudian mengumpat,"Arrgghh..sialan! kenapa gue jadi bingung gini?"
Dhani tampak kesal, seharian tadi ia bermaksud, sangat ingin menghubungi Dani. tapi, ketika menatap layar HPnya, Dhani merasa buta, tidak tau apa yang harus dituliskannya. kata2 sapaan?basi. Rayuan seperti pada cewek lainnya? tidak mungkin, Dani pasti ketakutan. Dhani tidak ingin terlihat menjadi cowok playboy di depan Dani, cewek yang hanya beberapa menit bertemu dengannya.
Dhani menutup matanya dengan tangan, mencoba menguburkan sisa-sisa kewarasannya.

Dani dan Dhani 1st episode

Suasana di supermarket siang itu tidak begitu ramai. hanya beberapa mobil terparkir dan sejumlah motor. hawa yang begitu panas dan terik matahari yang menyengat menyebabkan banyak orang menjadi malas untuk keluar.
Sabun mandi dan odol yang habis yang habis menjadi alasan Dani untuk menyeret kaki beserta sahabatnya, Sofi keluar. melangkahkan kaki yang hanya berjarak 100 meter dari kos-kosan tempatnya tinggal. Seteofi dengan traktiran setelah memaksa Sofi dengan traktiran coklat monggo kecil dua biji,Sofi akhirnya mau menemani Dani berbelanja.
Saat memasuki supermarket yang cukup besar itu, hawa sejuk menerpa mereka berdua. Sofi mengambil tas belanjaan merah dan mulai berjalan-jalan mengambil barang-barang yang dibutuhkannya. setelah menyusuri rak bagian alat mandi dan rumah tangga, Dani berjalan menuju rak makanan, meninggalkan Sofi yang sedang asyik melihat buah-buahan segar.
Dani mencari makanan favoritnya, sebungkus bola-bola coklat yang langsung lumer di mulut. coklat terpampang di rak, hanya tinggal satu bungkus tersisa. dengan cepat Dani mengulurkan tangan, hendak mengambilnya.
Detik itu, dia justru bertabrakan dengan tangan seseorang yang sama-sama terulur.
"Ups, maaf " kata mereka berdua bersamaan
Dani mendongak, ke arah suara itu berasal. seorang lelaki, seumuran dirinya mungkin. memakai kaos dan celan jeans selutut tampak santai, matanya bulat, hidungnya besar, secara keseluruhan Dani bisa menilai dengan cepat bahwa sosok yang ada di depannya ini adalah tipe lelaki playboy.
"sori, kena ya? gw mau ngambil coklat itu tadi ?" kata lelaki dengan suaranya yang rendah
"oh, gak papa, aku juga tadi mau ambil coklat itu, tapi tinggal satu bungkus tuh, mau masnya aja yg ambil?" kata Dani lembut, menawarkan.
"Ah nggak, elo aja yg ambil. gw bisa beli ntar di toko lain. tadi kebetulan aja lagi kepengen" balas orang itu.

"Daniii !" sebuah suara yang dia kenali sebagai suara Sofi memanggilnya. refleks dia menoleh, ternyata lelaki di sebelahnya itu juga menoleh dan secara bersamaan mereka menjawab "ya?"
Dani dan lelaki tersebut kaget. Dani menatapnya,
"Nama kamu Dani? tanyanya
"iya, kamu juga?"lelaki itu balas bertanya
Dani hanya memandanginya, kemudian mereka saling tertawa. Sofi mendekati berdua, tanpak bingung.
"kenapa ketawa Dan?"kemudian dia menoleh ke arah lelaki yang ikut tertawa, "Siapa Dan?temen kamu?" tanyanya bingung.
"bukan" Dani menjawab sambil terkekeh," aku juga belum kenal, tadi kita hampir rebutan coklat, dan waktu kamu manggil kita sama2 noleh, ternyata nama kita sama"
Sambil tertawa kecil lelaki itu menyusurkan tangannya ke arah Dani
"Dhani"katanya memperkenalkan diri, "D-H-A-N-I, kayak Ahmad Dhani" tambahnya
"Aku Dani, D-A-N-I, tanpa-H" balas Dani sambil tertawa, menampakkan rangkaian giginya yang berwarna gading dan rapi.
"Ini Sofi, temen sekos aku" kata Dani lagi sambil memperkenalkan Sofi
Dhani melepaskan jabatan tangannya pada Dhani dan bersalaman dengan Sofi.
"Dhani"katanya
"Sofi" kata Sofi mengangguk singkat
"Well, kepengen coklat yang sama dan ternyata kita mempunyai nama yang sama, kebetulan sekali ya?"
Dhani tertawa " Iya, gw juga heran banget, kok bisa ya?"
Dani mengankat bahu sambil tersenyum," So, siapa yang mau ngambil coklat ini? aku atau kamu?" tanya Dani.
"Silakan kamu aja, tapii.." Dhani menggantung jawabannya/
"Tapi sebagai gantinya, I wanna make friebds with you"
Dani mengangkat sebelah alisnya,"waw..kok ada tapinya sih?gak ikhlas nih?" kata Dani dengan nada menggoda
" Ikhlas, serius gw ikhlas banget ! cuman, ketemu ama orang yang namanya sama kayak gue di supermarket gini dengan sangat kebetulan bikin gue heran aja" balasnya
"Sebenernya, nama kita gak 100% sama juga, elo pake H gue tanpa H"
"yeps, you are right!" kata Dhani setuju" Gue kuliah di kampus biru, elo?"
"aku juga" jawab Dani,"wah, satu lagi kesamaan. aku ekonomi,kamu?"
"arsitektur" kata Dhani mantap
"waw, that's cool " komentar Dani
Sofi berdehem, "ehem, bapak-ibu, kita ada di tengah jalan nih, gimana kalo ngobrol2nya lanjut sambil jalan aja?"
Dani dan Dhani mengangguk mengiyakan. sebelum berlalu, Dhani engambil coklat yang terisa di rak, dan memasukkannya ke dalam keranjang Dani "jangan sampai kelupaan" katanya
"terima kasih" kata Dani lembut

Kemudian mereka berjalan bertiga, mengobrol panjang lebar layaknya teman lama yang sudah sekian tahun tidak bertemu. ketika akhirnya mereka selesai dengan kasir, Dhani menghampiri Dani dan Sofi.

sambil memasukkan tangan ke dalam saku celananya Dani bertanya,"boleh kapan2 gue main ke kampus lo?"
"ya, tentu saja"Jawab Dani sambil mengangguk
"boleh aku punya nomer hape kamu?" tanya Dhani lagi.
Dani mngernyitkan dahi," supaya kalo aku mampir ke kampusmu, gue gak kebingungan atau apa, kan kita juga udah kenalan nih" tambahnya.
setelah berfikir sebentar Dani tersenyum kecil pada Dhani, "okaii, asal kamu janji dulu gak bakalan aneh2 ya"
"gue janji!" kata Dhani semangat
Dani memandang lelaki yang ada di hadapanya ini dengan tatapan lembut. suatu kejutan bisa menemukan orang yang namanya sama, beretemu dengan tidak sengaja, berkenalan, dan dengan santai meminta nomer hapenya, oh God, mimpi aku semalam"batin Dani
Dani mendiktekan beberapa nomer yang merupakan nomernya. setelah itu, Dhani mencoba memanggil HP Dani, memastikan nomernya tidak salah dan menyuruh Dani segera menyimpan nomer hapenya.
Setelah itu, mereka berpisah di parkiran, Dhani pergi menaiki mobilnya, sedangkan Dani dan Sofi berjalan kaki.
di jalan, sambil mengobrol dengan Sofi, Dani mengingat kejadian yang baru saja dialaminya. kejutan-kejutan yang aneh untuk suatu siang. Dani tertawa sendiri, "Kebetulan yang aneh" katanya kecil.

di lain tempat..
Dhani memarkirkan mobilnya di sebuah toko dua puluh empat jam yang ditemuinya di pinggir jalan. dia mencari bola coklat, cemilan kesukaannya sejak dulu. ketika mengambil salah satu bungkus bola coklat berwarna merah yang ada di rak, Dhani teringat kembali pertemuan tidak sengaja dengan Dani, cewek yang mempunyai nama hampir sama dengannya. Dhani memperhatikan penampilan Dani, sekilas berkelebat dalam bayangan Dhani sosok Dani yang tidak begitu tinggi, cukup mungil, kulit berwarna kuning, rambut panjang sepunggung yang tampak begitu halus dan jatuh, matanya yang agak sipit, hidung dan bibir yang kecil, dan raut wajahnya yang memancarkan kelembutan, semua itu membuat Dhani terpukau, ingin menganal cewek itu lebih baik lagi. Untuk pertama kali dalam hidupnya yg terkenal sebagai playboy, Dhani menemui seorang wanita yang sangat feminim, yg hampir tidak pernah ditemuinya selama ini.
terlalu kebetulan untuk sebuah kebetulan. cemilan favorit yang sama, nama panggilan yang sama..
Dhani tersenyum sendiri ketika membawa bola coklat itu ke kesair "kebetulan yang aneh" gumamnya..