dani dan Dhani 3rd episode

Dani meletakkan Sisir sikatnya di meja rias, sejenak kemudian dia mengambil handphonenya. Dani menghela nafas, tak ada sms atau apapun dari dia sejak semalam. Dani menggenggam handphone tersebut merenung untuk sesaat kemudian berdiri “ Yak, lupakan kejadian kemarin, sekarang fokus ke kuliah dan presentasi, berangkat! “ katanya mencoba untuk bersemangat. Sambil sekali lagi mematut dirinya di cermin, Dani mengambil tas dan kunci . Begitu keluar dari kamar, Sofi telah menunggunya.
“berangkat sekarang?”tanya Sofi yang tampak segar dengan kaos polo, celana jeans, sepatu kets reebok belel kesayangannya dan tas punggung kecil yang menempel di punggungnya.
Dani mengangguk, “yuk!” katanya sambil menyampirkan tas ke bahu.
“Udah sarapan Sof?” Kata Dani membuka percakapan.
Sofi menjawab belum, kemudian mereka berbincang-bincang seputar kegiatan Sofi semalam. Sebenarnya Dani ingin bercerita tentang Dhani, lelaki yang dikenalnya kemarin bersama Sofi, tapi Dani tau betul, Sofi sangat benci cowok playboy. Dani tak ingin membuat ini menjadi masalah. Akhirnya Dani hanya menyimpan apa yang dipikirkannya tentang Dhani dan mencoba melupakannya.
------------------
Dani sedang memperhatikan presentasi mengenai pembangunan yang dijelaskan oleh Galih, temannya di kelas ketika hapenya tiba2 bergetar. Ada sms pikirnya. Dani mengudak-udak isi tasnya dan mengambil handphonenya yang menyala. Sambil menyembunyikan HP di bawah meja, Dani membuka pesan yang masuk. Jantungnya langsung berdegup kencang membaca isi sms itu, dari Dhani!
Hai, sori pagi2 sms, gue mo nganterin temen gue, Adnan. Katanya di kampus lo ada pusat bahasa di mana kita bisa ambil tes TOEFL?
Dani melirik ke dapan sekilas, mencari kesempatan untuk membalas sms Dhani.
Hai juga Dhani. Iya, ada
Dani mengetikkan kata2 itu dengan ragu-ragu, tapi sedetik kemudian dia memencet tombol ‘sent’
Dengan berdebar-debar Dani menanti sms balasannya. Dani sudah tidak bisa berkonsentrasi lagi pada prsentasi yang ada di depannya. Hapenya bergetar lagi, yang dengan secepat kilat langsung dibuka oleh Dani.
Gue mau ke sana jam 10 nanti, ada kuliah?bisa nemenin kita ?
Aku jam segitu masih kuliah, mungkin jam 11. Cuman nganterin aja kan?
Oke, jam 11 gak papa. Gue tunggu ntar sama Adnan di depan gerbang FEB ya?
Ok
Dengan nafas lega Dani memasukkan kembali HP ke dalam tasnya, membetulkan letak kacamatanya yg merosot dan mencoba fokus kembali ke depan. “Hanya Dhani” batinnya”tidak akan berpengaruh apa2”
5 menit sebelum jam 11 siang, Dani mengepak buku2, Sofi sudah berdiri di sebelahnya.
“Mo makan siang apa nih Dan? Aku laper!”katanya.
Dani lupa memberitahu Sofi bahwa Dhani akan datang. “emm..sof, masih inget cowok yang kemarin di supermarket?”
“Ya?yg namanya sama kayak kamu itu? Masih. Kenapa?” tanya Dhani sambil memiringkan kepalanya.
“Emm..dia mo ke sini Sof,,sama temennya gitu..minta dikasih tau tempat buat ngambiel TOEFL” kata Dani gugup sambil mengaitkan jari-jarinya di depan dada.
“Apa? Playboy itu?” Tanya Sofi. “ God, Damn ! Playboy itu! Dan, aku kok feeling gak enak ya sama cowok itu? Penampilannya jelas playboy, kemarin dia minta nomermu dan sekarang tiba-tiba ngajak ketemuan. Jelas sekali tindakan PDKTnya ! “ kata Sofi geram
“Sofi, kamu..kamu gak berlebihan tuh?kan dia mo nyari tempat toefl doang. Lagipula, dia sama temennya “ balas Dani
“Dan,” Kata Sofi sambil meletakkan tangannya di bahu Dani” Kamu itu polos banget, lugu, kucing lucu imut, sedangkan dia itu seperti serigala pemangsa. Bukan mau berprasangka buruk, tapi lebih baik kamu hati2, ya?” kata Sofi sungguh-sungguh.
Dani mengangguk, “ Iya Sof, aku tahu “ jawabnya sambil tersenyum.
Hape Dani bergetar, Dani membuka pesan yang baru masuk.
Gue sama Adnan di depan gerbang.
Sofi melirik jam yang ada di kelasnya “tepat waktu sekali” katanya sinis.
Walaupun malas, Sofi memilih untuk menemani Dani menemui Dhani, lelaki yang dikenalnya kemarin. Dengan sangat jelas Sofi bisa melihat ketertarikan di mata Dhani terhadap Dani. Dani itu lugu, polos, walaupun Sofi tahu kalau Dani tegas dan memiliki tekad yang kuat. Sofi tetap merasa takut jika ada seseorang yang mengganggu Dani. Dani sangat lemah lembut, feminim, tipe yang sangat wanita, pujaan lelaki. Banyak pria yang tertarik pada Dani, tapi Dani tidak pernah menyadarinya. Entah kenapa, Dani tidak pernah ribut dengan status jomblonya, hal yang Sofi sukai dari Dani. Tapi Dani melihat perbedaan kemarin. Lelaki yang bernama Dhani itu, sepertinya cukup menarik perhatian Dani. Karena tidak ingin Dani terluka, Sofi bertekad akan menjaga Dani dan siap memberikan pukulan mematikan karatenya pada Dhani jika sampai lelaki itu berani membuat Dani menangis.
Berjalan dengan santai ke arah gerbang, Sofi melihat ada dua oang berdiri menunggu di depan. Begitu melihat dia dan Dani, salah satu dari mereka kemudian melambai. Dani balas melambai, lelaki itu berlari kecil menghampiri mereka dengan semangat. Dalam waktu cepat Dhani dan temannya sudah mencapai mereka berdua.
“Hai..” Sapa Dhani tersenyum, memamerkan giginya
“Hai juga “ kata Dani balas tersenyum
“Hai..Sofi” Dhani menyapa Sofi walaupun sambil masih tetap memandang Dani.
“Hai..” balas Sofi acuh tak acuh.
“Hai, gue Adnan “ kata lelaki yang berdiri di samping Dhani sambil mengulurkan tangannya. Berkenalan bergantian pada Dani dan Sofi.
“Jadi elo cewek yang namanya sama kayak Dhani?” kata Adnan sambil menunjuk Dani dan mengamati Dani menyeluruh “ Beda banget sama Dhani, elo kayak kucing. Sedangkan Dhani kayak serigala !” lanjutnya sambil bercanda.
Dani tertawa, “ hahaha, kamu berlebihan” katanya
“ Ya aku juga setuju” Sofi ikut menimpali, “ temen kamu itu memamng serigala, tapi kamu juga gak beda jauh menurutku”
Adnan menoleh ke arah Sofi dan menatapnya, “ waw, tajem sekali ucapan lo”
Dani langsung menengahi, “udah2, gimana kalo langsung kita antar ke tempatnya aja. Oke kalian berdua?”
Sofi mengangguk tak acuh dan langsung berbalik, dia menarik Dani agar berjalan di sampingnya. Dhani dan Adnan mengikuti dari belakang. Sambil berjalan bersisian Adnan berbisik pada Dhani,”persis kucing Dhan, lucu, lemah lembut, dan lugu. Sedangkan temannya kayak landak”
Dhani terkekeh mendengar komentar temannya. Ya, Dani memang seperti kucing. Saat melihatnya melambai tadi, Dhani merasa salah satu bagian otaknya hilang. Dani tampak begitu manis, begitu rapuh. Rambut panjangnya tergerai tertiup angin, matanya yang sipit membesar, pipinya tampak penuh. Pakaian yang melekat di tubuh Dani membuatnya tambah manis, kemeja lengan pendek berenda berwarna pink, dengan rok 7/8 berwarna putih serta sepatu flat putih.
Sekarang Dani berjalan di depannya, rambut panjangnya bergoyang-goyang. Dhani merasa gatal ingin memegangnya.
Tiba-tiba Dani berhenti, kemudian dia berbalik, “ nah di sini tempatnya” kata Dani sambil menunjuk sebuah pintu bertuliskan PBFE
“oh,okei..” Dhani memasukkan tangannya ke dalam saku.
“So, karena kamu udah nyampe dengan selamat, aku sama Sofi ke kantin dulu yah!” kata Dani sambil menunjuk kantin yang berada di pojokan gedung.
“ Baiklah ! “ Kata Dhani, “Ayo nan, kita masuk !” sambil menggerakkan kepalanya ke arah Adnan dan pintu bergatian.
“Oke, bye, good luck with the test !” Kata Dani memberi semangat
Dhani tersenyum, “hei,” panggil Dhani, Dani yang sudah berbalik menoleh”ya?”tanyanya
“Thanks “ kata Dhani dengan senyuman yang begitu mempesona.
Dani mengangguk. Membalas senyumnya dengan tak kalah manis.



Enter your email address:

dapatkan artikel terbaru dari kamiNews

0 comments:

Posting Komentar