Dani dan Dhani 1st episode

Suasana di supermarket siang itu tidak begitu ramai. hanya beberapa mobil terparkir dan sejumlah motor. hawa yang begitu panas dan terik matahari yang menyengat menyebabkan banyak orang menjadi malas untuk keluar.
Sabun mandi dan odol yang habis yang habis menjadi alasan Dani untuk menyeret kaki beserta sahabatnya, Sofi keluar. melangkahkan kaki yang hanya berjarak 100 meter dari kos-kosan tempatnya tinggal. Seteofi dengan traktiran setelah memaksa Sofi dengan traktiran coklat monggo kecil dua biji,Sofi akhirnya mau menemani Dani berbelanja.
Saat memasuki supermarket yang cukup besar itu, hawa sejuk menerpa mereka berdua. Sofi mengambil tas belanjaan merah dan mulai berjalan-jalan mengambil barang-barang yang dibutuhkannya. setelah menyusuri rak bagian alat mandi dan rumah tangga, Dani berjalan menuju rak makanan, meninggalkan Sofi yang sedang asyik melihat buah-buahan segar.
Dani mencari makanan favoritnya, sebungkus bola-bola coklat yang langsung lumer di mulut. coklat terpampang di rak, hanya tinggal satu bungkus tersisa. dengan cepat Dani mengulurkan tangan, hendak mengambilnya.
Detik itu, dia justru bertabrakan dengan tangan seseorang yang sama-sama terulur.
"Ups, maaf " kata mereka berdua bersamaan
Dani mendongak, ke arah suara itu berasal. seorang lelaki, seumuran dirinya mungkin. memakai kaos dan celan jeans selutut tampak santai, matanya bulat, hidungnya besar, secara keseluruhan Dani bisa menilai dengan cepat bahwa sosok yang ada di depannya ini adalah tipe lelaki playboy.
"sori, kena ya? gw mau ngambil coklat itu tadi ?" kata lelaki dengan suaranya yang rendah
"oh, gak papa, aku juga tadi mau ambil coklat itu, tapi tinggal satu bungkus tuh, mau masnya aja yg ambil?" kata Dani lembut, menawarkan.
"Ah nggak, elo aja yg ambil. gw bisa beli ntar di toko lain. tadi kebetulan aja lagi kepengen" balas orang itu.

"Daniii !" sebuah suara yang dia kenali sebagai suara Sofi memanggilnya. refleks dia menoleh, ternyata lelaki di sebelahnya itu juga menoleh dan secara bersamaan mereka menjawab "ya?"
Dani dan lelaki tersebut kaget. Dani menatapnya,
"Nama kamu Dani? tanyanya
"iya, kamu juga?"lelaki itu balas bertanya
Dani hanya memandanginya, kemudian mereka saling tertawa. Sofi mendekati berdua, tanpak bingung.
"kenapa ketawa Dan?"kemudian dia menoleh ke arah lelaki yang ikut tertawa, "Siapa Dan?temen kamu?" tanyanya bingung.
"bukan" Dani menjawab sambil terkekeh," aku juga belum kenal, tadi kita hampir rebutan coklat, dan waktu kamu manggil kita sama2 noleh, ternyata nama kita sama"
Sambil tertawa kecil lelaki itu menyusurkan tangannya ke arah Dani
"Dhani"katanya memperkenalkan diri, "D-H-A-N-I, kayak Ahmad Dhani" tambahnya
"Aku Dani, D-A-N-I, tanpa-H" balas Dani sambil tertawa, menampakkan rangkaian giginya yang berwarna gading dan rapi.
"Ini Sofi, temen sekos aku" kata Dani lagi sambil memperkenalkan Sofi
Dhani melepaskan jabatan tangannya pada Dhani dan bersalaman dengan Sofi.
"Dhani"katanya
"Sofi" kata Sofi mengangguk singkat
"Well, kepengen coklat yang sama dan ternyata kita mempunyai nama yang sama, kebetulan sekali ya?"
Dhani tertawa " Iya, gw juga heran banget, kok bisa ya?"
Dani mengankat bahu sambil tersenyum," So, siapa yang mau ngambil coklat ini? aku atau kamu?" tanya Dani.
"Silakan kamu aja, tapii.." Dhani menggantung jawabannya/
"Tapi sebagai gantinya, I wanna make friebds with you"
Dani mengangkat sebelah alisnya,"waw..kok ada tapinya sih?gak ikhlas nih?" kata Dani dengan nada menggoda
" Ikhlas, serius gw ikhlas banget ! cuman, ketemu ama orang yang namanya sama kayak gue di supermarket gini dengan sangat kebetulan bikin gue heran aja" balasnya
"Sebenernya, nama kita gak 100% sama juga, elo pake H gue tanpa H"
"yeps, you are right!" kata Dhani setuju" Gue kuliah di kampus biru, elo?"
"aku juga" jawab Dani,"wah, satu lagi kesamaan. aku ekonomi,kamu?"
"arsitektur" kata Dhani mantap
"waw, that's cool " komentar Dani
Sofi berdehem, "ehem, bapak-ibu, kita ada di tengah jalan nih, gimana kalo ngobrol2nya lanjut sambil jalan aja?"
Dani dan Dhani mengangguk mengiyakan. sebelum berlalu, Dhani engambil coklat yang terisa di rak, dan memasukkannya ke dalam keranjang Dani "jangan sampai kelupaan" katanya
"terima kasih" kata Dani lembut

Kemudian mereka berjalan bertiga, mengobrol panjang lebar layaknya teman lama yang sudah sekian tahun tidak bertemu. ketika akhirnya mereka selesai dengan kasir, Dhani menghampiri Dani dan Sofi.

sambil memasukkan tangan ke dalam saku celananya Dani bertanya,"boleh kapan2 gue main ke kampus lo?"
"ya, tentu saja"Jawab Dani sambil mengangguk
"boleh aku punya nomer hape kamu?" tanya Dhani lagi.
Dani mngernyitkan dahi," supaya kalo aku mampir ke kampusmu, gue gak kebingungan atau apa, kan kita juga udah kenalan nih" tambahnya.
setelah berfikir sebentar Dani tersenyum kecil pada Dhani, "okaii, asal kamu janji dulu gak bakalan aneh2 ya"
"gue janji!" kata Dhani semangat
Dani memandang lelaki yang ada di hadapanya ini dengan tatapan lembut. suatu kejutan bisa menemukan orang yang namanya sama, beretemu dengan tidak sengaja, berkenalan, dan dengan santai meminta nomer hapenya, oh God, mimpi aku semalam"batin Dani
Dani mendiktekan beberapa nomer yang merupakan nomernya. setelah itu, Dhani mencoba memanggil HP Dani, memastikan nomernya tidak salah dan menyuruh Dani segera menyimpan nomer hapenya.
Setelah itu, mereka berpisah di parkiran, Dhani pergi menaiki mobilnya, sedangkan Dani dan Sofi berjalan kaki.
di jalan, sambil mengobrol dengan Sofi, Dani mengingat kejadian yang baru saja dialaminya. kejutan-kejutan yang aneh untuk suatu siang. Dani tertawa sendiri, "Kebetulan yang aneh" katanya kecil.

di lain tempat..
Dhani memarkirkan mobilnya di sebuah toko dua puluh empat jam yang ditemuinya di pinggir jalan. dia mencari bola coklat, cemilan kesukaannya sejak dulu. ketika mengambil salah satu bungkus bola coklat berwarna merah yang ada di rak, Dhani teringat kembali pertemuan tidak sengaja dengan Dani, cewek yang mempunyai nama hampir sama dengannya. Dhani memperhatikan penampilan Dani, sekilas berkelebat dalam bayangan Dhani sosok Dani yang tidak begitu tinggi, cukup mungil, kulit berwarna kuning, rambut panjang sepunggung yang tampak begitu halus dan jatuh, matanya yang agak sipit, hidung dan bibir yang kecil, dan raut wajahnya yang memancarkan kelembutan, semua itu membuat Dhani terpukau, ingin menganal cewek itu lebih baik lagi. Untuk pertama kali dalam hidupnya yg terkenal sebagai playboy, Dhani menemui seorang wanita yang sangat feminim, yg hampir tidak pernah ditemuinya selama ini.
terlalu kebetulan untuk sebuah kebetulan. cemilan favorit yang sama, nama panggilan yang sama..
Dhani tersenyum sendiri ketika membawa bola coklat itu ke kesair "kebetulan yang aneh" gumamnya..

Enter your email address:

dapatkan artikel terbaru dari kamiNews

0 comments:

Posting Komentar