Dani dan Dhani 2nd episode

"Dan, lagi ngapain? " tanya Sofi sambil melongokkan kepala ke dalam kamar Dani.
"ngerjain tugas Sof, gimana?" jawab Sofi mengalihkan pandangan dari laptopnya ke arah Sofi, dia menurunkan kacamatanya.
"aku mau pergi bentar, mo ngopi catetan Elisa di kelas Makro, sekalian mau makan malaem. kamu mo ikut?"
Dani menggelengkan kepalanya "enggak Sof,aku masih ngerjain paper pembangunan nih, aku nitip aja ya, boleh?"
"Sofi mengangguk, oke, ntar sambil makan aku bungkusin. jangan lupa diganti lho!" katanya jail sambil keluar.

Dani tertawa. Sofi, sahabat baiknya, orang pertama yang dikenalnya di kota Yogya. Sofi sangat bertolak belakang dengan Dani. Sofi berambut sebahu, dan sering dikuncir. Sofi sangat aktif, jago karate bisa olahraga apa saja, pemberani, lugas, dan tidak bisa diam. Penampilannya tomboy, Dani tahu di lemari Sofi hanya ada satu buah rok panjang berwarna hitam yang dia pakai sekali ketika ospek, sisanya adalah celana dan celana. Sedangkan Dani sendiri, cenderung kalem, tidak banyak bicara, dan lembut. Dani sering memakai rok, yang membuatnya tampak semakin feminim. walaupun sangat berbeda, mereka berdua sahabat yang sangat dekat, saling menjaga dan mengingatkan. Dani sayang sekali pada Sofi, dan begitu pula sebaliknya.

Ketika jari-jarinya dengan lincah menari di atas keyboard, hape Dani bergetar, menandakan ada sms. dengan cepat Dani mengambil handphone dan membuka kotak masuknya, sebersit raut kecewa mencul di wajah Dani
"yah, ternyata bukan dari dia..". katanya lunglai. Ups, kok aku jadi gini sih? gak boleh ah!gak boleh ! kata Dani dalam hati sambil menepuk-nepuk pipinya.

"Dhan, lo lagi ngapain?" tanya Adnan, temen satu Kos Dhani sambil mengamati Dhani yang lagi mainin hapenya, tampak bimbang.
"Oh enggak nan, gue gak lagi ngapa-ngapain" kata Dhani sambil mengubah posisi duduknya. Dhani menggenggam handphonenya.
"man, tadi elo dicariin vina !" kata Adnan sambil duduk di kursi sebelah Dhani, " busyet, tuh cewek emang gak begitu cakep, tapi seksi mampus ! " lanjutnya sambil geleng-geleng kepala
Dhani hanya tersenyum masam menanggapi komentar Adnan. Vina, anak kampus lain yg 2 hari lalu dia ajak kenalan di pameran fotografi. Dhani ingat dia beberapa kali smsan dengan Vina, vina juga menanyakan di mana dia tinggal, dan mempersilahkan Vina untuk main kapanpun ke kosannya. pada awalnya, dia tertarik pada Vina, tapi sejak bertemu dengan Dani siang tadi, tak sekalipun bayangan vina terlintas di pikirannya.
"Nan, gue agak gak enak badan nih. gue ke kamar dulu ya, mau istirahat " kata Dhani sambil berdiri dan melangkah meninggalkan Adnan yang terheran-heran.
"Man, lo gak papa kan?" tanya Adnan sedikit teriak.
"Dhani melambaikan tangannya tanpa menoleh ke belakang " gue oke!"
Begitu masuk kamar, Dhani merebahkan dirinya di atas temapat tidur, mangangkat Handphone dan memandangi layarnya. Dhani tampak berpikir sebentar kemudian mengumpat,"Arrgghh..sialan! kenapa gue jadi bingung gini?"
Dhani tampak kesal, seharian tadi ia bermaksud, sangat ingin menghubungi Dani. tapi, ketika menatap layar HPnya, Dhani merasa buta, tidak tau apa yang harus dituliskannya. kata2 sapaan?basi. Rayuan seperti pada cewek lainnya? tidak mungkin, Dani pasti ketakutan. Dhani tidak ingin terlihat menjadi cowok playboy di depan Dani, cewek yang hanya beberapa menit bertemu dengannya.
Dhani menutup matanya dengan tangan, mencoba menguburkan sisa-sisa kewarasannya.

Enter your email address:

dapatkan artikel terbaru dari kamiNews

0 comments:

Posting Komentar